Nasional

Presiden dan Gubernur Papua Diminta Penjelasan Soal Pembangunan Smelter di Gresik

108
×

Presiden dan Gubernur Papua Diminta Penjelasan Soal Pembangunan Smelter di Gresik

Sebarkan artikel ini
Logopit 1634699074530
Presiden Jokowi bersama Menteri BUMN di lokasi pembangunan Smelter FI di Gresik Jatim

BeritaPapua.co, Jayapura — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barikade 98 Provinsi Papua meminta Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Gubernur Papua, Lukas Enembe harus jujur menjelaskan kepada rakyat Papua, secara utuh terkait dengan pembangunan smelter di Gresik yang mana groundbreaking pembangunan smelter telah  telah dilakukan oleh Presiden di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik pada 12 Oktober lalu.

“Melihat dinamika yang sedang berkembang terkait dengan smelter yang dibangun di Gresik, sikap kami jelas bahwa apapun yang dibangun oleh negara harus memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan bagi orang Papua, pada ruang itu menjadi konsen dari pada perjuangan Barikade 98,”ungkap Ketua DPW Barikade 98, Yulianus Dwaa,SKM dan jajaran di salah satu café di Hamadi, Kota Jayapura, Senin (18/10), malam.

Dikatakan, pihaknya secara tegas meminta kepada Presiden dan Gubernur, harus memberikan penjelasan utuh, tuntas dan jelas kepada rakyat.”Rakyat tidak dibingungkan dengan polemic yang terjadi, peletakan batu pertama ini adalah tahapan akhir dari sebuah perjalanan panjang yang sudah dilewati, artinya pernah ada kesepakatan antara Gubernur, PT  Freeport Indonesia, Pemerintah Pusat yang terjadi ketika Menteri BUMN dipegang oleh Rini Soemarno,” katanya.

Lanjut Yulianus, dalam berbagai pemberitaan media maupun media social yang diikuti, bahkan pernyataan anggota DPR RI dapil Papua Barat ikut mendukung, sehingga pihaknya menilai ada perjalanan panjang yang terjadi, sehingga pihaknya meminta agar rakyat tidak dibingunkan dengan polemik ini.

“Kami minta gubernur juga jujur, apakah sudah ada pembicaraan dengan pemerintah pusat juga dengan PTFI, sehingga smelter di taruh di Gresik. Yang kedua, apakah ini bagian dari kesepakatan saham 10 persen yang diberikan kepada Papua, kemudian konsekuensinya adalah smelter ini di bangun di Gresik, ini juga harus tuntas dijelaskan kepada kami rakyat,” lanjutnya.

Pentingnya sebuah penjelasan, menurutnya, menjadi penting sehingga tidak ada pihak yang dikambinghitamkan dalam proses ini, seakan-akan proses pembangunan smelter di Gresik dialamatkan kepada Menteri BUMN saat ini, padahal kesepakatan tersebut sudah dilaksanakan di saat Menteri BUMN dijabat oleh Rini Soemarno.

“Kami harapkan kehadiran smelter harus memberi dampak kepada rakyat Indonesia secara khusus rakyat Papua. Orang Papua dapat apa dari pembangunan smelter, kita berharap kehadiran smelter setidaknya tenaga kerja, juga diberi ruang kepada orang Papua,”bebernya.

Senada dengan itu Wakil Ketua DPW Barikade 98 Papua, Marianus Komanik menyebutkan melihat dinamika pembangunan smelter harus dilihat secara utuh, sehingga pihaknya menganggap selama pembangunan smelter memberikan manfaat kepada orang Papua, pihaknya tidak mempersoalkan hal tersebut.

“Tenaga kerja kalau kita mau lihat kan pak Erick Thohir bilang bahwa akan rekrut 40 ribu tenaga kerja, muncul Gubernur Jatim minta 40 ribu harus orang Jatim, tetapi betul bahwa bahan baku itu berasal dari Papua, Nah ini yang harus dipikirkan. Mekanismenya pemerintah pusat dan pemerintah provinsi membangun kerjasama sehingga ketika smelter sudah jadi, tenaga kerja asal Papua juga dapat mengambil bagian,” sebutnya.

Marianus mengharapkan hal ini menjadi perhatian dari pemerintah pusat juga, jangan sampai ketika smelter mulai beroperasi, orang Papua tidak dapat apa-apa dari proses panjang tersebut, pihaknya mengharapkan agar dapat memberikan dampak secara ekonomi dan kesejahteraan bagi orang asli Papua.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPW Barikade 98 Papua, FX Magai menilai pembangunan smelter di Gresik, merupakan kegagalan Pemerintah Provinsi Papua dalam menjaga komunikasi dengan pemerintah pusat.

“Kalau dari awal pemerintah provinsi sudah bisa  menjaga komunikasi, bisa ada kesepakatan yang diambil, (sehingga) tidak merugikan orang Papua. Dari awal saya lihat komunikasi pak gubernur dengan pemerintah pusat ini sudah tidak berjalan dengan baik, dimana pak gubernur juga pernah dengan tim dari DPRP bertemu mereka di Jakarta, hasilnya mentah,”imbuhnya.

Magai menjelaskan gubernur dan timnya ingin smelter dibangun di Papua, Jakarta dengan kemauannya  meminta smelter di bangun di Gresik.”Nah ini tidak ada titik temu, akhirnya pemerintah pusat mengambil alternatif keputusan bangun di Gresik, komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, akhirnya kita kehilangan smelter itu dibawah ke daerah orang lain, tentunya berdampak kepada peluang-peluang ekonomi, tenaga kerja dan lainnya,”jelasnya.

Dirinya melihat ketika pembangunan smelter sudah dilakukan di Gresik, para elit politik mulai saling lempar kesalahan, dirinya mencontohkan Anggota DPR RI, Yan Mandenas menyalahkan Pemprov Papua, sementara Anggota DPRP, Emus Gwijangge menyebutkan Gubernur dan DPRP sudah berusaha semaksimalkan mungkin, namun kewenangan di pusat, makanya dialihkan ke Gresik, Jawa Timur.

“Saya melihat saling lempar masalah ini tidak elok dipertontonkan di ruang publik melalui media, kita minta supaya pemerintah Provinsi Papua bisa mengklarifikasi ini kepada rakyat papua, karena banyak sekali orang Papua yang tidak terima pembangunan smelter di Gresik, nah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut ini sebenarnya kenapa smelter dibangun dsana, tidak mungkin dibangun tanpa kesepakatan dari Pemerintah Provinsi Papua,”bebernya.

Dirinya mengakui bahwa dukungan infrastruktur pendukung smelter yang tergolong minim di Papua juga berpengaruh, meski begitu kegagalan komunikasi baik dengan pemerintah pusat, justru membuat smelter di bangun di Gresik.

“Kalo dari awal bisa dikomunikasikan, saya pikir kita bisa cari solusi dengan membangun segala perangkat pendukung di Papua. Kan kalau pasokan listrik dan penerangan tinggal dibuat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Urumuka dan beberapa tempat yang mempunyai potensi,”pungkasnya.

(RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *