BeritaPapua.co, Sentani — Tidak terasa, perjalanan panjang nan berliku telah di lalui, hingga hari ini, Selasa (24/10) genap 10 tahun sudah masyarakat adat di Kabupaten Jayapura telah bangkit, menata serta menjaga eksistensinya di Bumi Khenambai Umbay tercinta ini.
Tahun ini, pusat kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) ke- 10 Tahun di pusatkan di Pantai Howe Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani. Untuk semaraknya HUT KMA tersebut, pantia menjadwalkan sejumlah tarian tradisional mewakili Dewan Adat Suku (DAS) tetapi juga pagelaran budaya lainnya.
Pj. Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, S.STP, M.Si dalam sambutan tertulisnya yang di bacakan oleh Asisten II Bidang Ekonomi Setda Kabupaten Jayapura, Dra. Delila Giay saat membuka perayaan HUT KMA ke-10 tahun di Pantai Howe, Selasa (24/10) mengatakan, bahwa atas nama pemerintah pihaknya menitipkan 3 pesan yakni,
Pertama, dukung dan ikut semua program pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan dan perlindungan masyarakat adat. Tidak ada program pemerintah yang dilaksanakan kemudian merugikan atau mengorbankan masyarakat, pemerintah selalu menginginkan rakyatnya maju dan sekahtera.
Kedua, diharapkan melalui perayaan kebangkitan masyarakat adat ke-10, semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan, banyak potensi dan sumber daya yang harus dikelola dengan baik termasuk potensi pariwisata, kebudayaan dan sumber daya alam lainnya dikelolah secara benar akan mendatangkan kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Ketiga, diharapkan dukungan dari semua pihak, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh Perempuan, pemerintah kampung, pemerintah distrik dan dinas atau kelembagaan terkait melalui moment perayaan kebangkitan masyarat adat ini kita wujudkan Kabupaten Jayapura yang berkualitas, Sejahtera, dan ramah.
“Perayaan kebangkitan masyarakat adat kali ini sejalan dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Jayapura yaitu, mendorong dan memberdayakan kemajuan masyarakat adat yang kemudian pemerintah daerah memberikan pengakuan terhadap 9 wilayah adat yakni, Wilayah Adat Buyakha, Wilayah Adat Demutru, Wilayah Adat Moy, Wilayah Adat Tepera Yewena Yongsu, Wilayah Adat Djouwai, Wilayah Adat Yokari, Wilayah Adat Oktim, Wilayah Adat Imbi Numbay, dan Wilayah Adat Elseng,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Panitia HUT KMA ke-10, John Wiklif Tegay kepada awak media menjelaskan bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan HUT KMA ke-10 di pusatkan di Pantai Howe.
“Kendati di pusatkan di luar dari kawasan gunung merah tetapi perhatian pemerintah sepenuhnya telah diberikan untuk pelaksanaan kegiatan ini. Intinya bahwa, makna kebangkitan masyarat adat tetap terjaga dan dimaknai secara baik oleh semua komponen di daerah ini,” ujarnya.
Dirinya berharap, agar kedepan masyarakat adat terus bangkit dan menata diri dalam menjaga nilai-nilai kultur yang terdapat di setiap wilayah adat, karena nilai-nilai tersebut akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan identitas dan jati diri.
Senada dengan ketua panitia, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Jayapura, Elisa Yarusabra mengajak semua pihak untuk pertama mengucapsyukur karena pada hari ini masyarakat adat boleh merayakan HUT KMA ke-10.
“Banyak yang sudah kita capai, baik kampung adat maupun pemetaan wilayah adat. Capaian-capaian tersebut kita kerjakan secara kolaboratif, baik kami di perangkat daerah, tetapi juga Gugus Tugas Masyarakat Adat (GTMA) Kabupaten Jayapura,” sebutnya.
(Yanpiet Festus Tungkoye)