Ekonomi

Kopra Putih Papua Mulai Tembus Pasar Internasional, Siap Ekspor ke Bangladesh

10
×

Kopra Putih Papua Mulai Tembus Pasar Internasional, Siap Ekspor ke Bangladesh

Sebarkan artikel ini
Tampak foto bersama Direktur CV Aflaha Coconut Mandiri, Muhammad Adith bersama para supplier anak-anak asli Papua saat mengirim 1 kontener kopra putih.

Berita Papua, Jayapura — Gandeng supplier anak-anak muda Papua, CV Aflaha Coconut Mandiri memperkenalkan metode pengolahan kopra putih dengan teknologi anti jamur di Papua, sebagai alternatif dari kopra hitam konvensional yang selama ini diproduksi masyarakat lokal.

Direktur CV Aflaha Coconut Mandiri, Muhammad Adith, menjelaskan bahwa kopra putih menggunakan treatment sulfur atau belerang sebagai anti jamur, berbeda dengan kopra hitam yang umumnya diproduksi petani kelapa di Papua.

“Kami datang ke Papua dengan membawa metode penjualan kopra yang berbeda yaitu kopra putih, berbeda dengan kopra hitam karena kopra putih sendiri memakai treatment sulfur atau belerang atau anti jamur,” ujar Adith saat ditemui wartawan saat mengirim 1 kontener kopra putih di Jayapura, Senin (29/9/2025).

Perusahaan yang mulai beroperasi pada April 2024 ini telah mencapai kemajuan signifikan dalam pengembangan industri kopra putih. Pada September 2024, CV Aflaha berhasil mengirim sekitar 12 ton kopra putih atau setara 300 karung ke pasar.

“Untuk saat ini kami pertama mulai start di bulan April tahun ini dan sampai bulan September sekitar 300 karung kopra putih atau sekitar 12 ton,” jelasnya.

Ke depan, perusahaan menargetkan produksi 25 ton kopra putih per bulan. Adith juga mengungkapkan rencana ambisius untuk melakukan ekspor langsung dari Papua ke Bangladesh melalui kontrak yang telah disepakati.

“Ini saya target untuk pengiriman kopra putih ke Bangladesh, kita ada kontrak langsung dengan pembeli orang Bangladesh,” katanya.

Selain kopra putih, CV Aflaha juga mengembangkan pengolahan arang dari tempurung kelapa untuk produksi briket berkualitas. Konsep ini memungkinkan pemanfaatan seluruh bagian kelapa tanpa ada yang terbuang.

“Kami juga bawa treatment kedua untuk pembelian arang untuk kualitas briket, jadi dari batok kelapa untuk biayanya pembelian kelapa bisa dapat dari dagingnya dan bisa dapat dari tempurung kelapa untuk menjadi arang,” papar Adith.

Perusahaan berkolaborasi dengan mitra lokal Ricky dan Susan Sasarari dalam menjalankan bisnis di Jayapura, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua.

Adith berharap masyarakat Papua dapat mengapresiasi inovasi kopra putih dan industri arang sebagai bagian dari industri terpadu kelapa di tanah Papua.

“Harapan kami ke depan untuk masyarakat Papua mengapresiasi pembuatan kopra putih dan membuat arang, membuat industri terpadu di tanah Papua jadi tidak ada yang terbuang dari dagingnya dan tempurungnya semua bisa dipakai,” ungkapnya.

Adith juga berencana ekspor langsung dari Pelabuhan Jayapura ke Bangladesh masih menunggu dukungan pemerintah daerah dan kemudahan ekspedisi untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

“Ke depannya apabila pemerintah dan masyarakat Papua menunjang, mungkin kami akan ekspor langsung ke Bangladesh dari Jayapura,” pungkas Adith.

(Renaldo Tulak)