Papua

AWP Momentum Kebangkitan Jurnalis Anak Asli Papua

140
×

AWP Momentum Kebangkitan Jurnalis Anak Asli Papua

Sebarkan artikel ini
Logopit 1711610344377 jpg
Tampak Foto Bersama Jurnalis Asosiasi Wartawan Papua

Berita Papua, Jayapura — Momentum berdirinya Asosiasi Wartawan Papua (AWP) menjadi pemicu kebangkitan para jurnalis anak asli Papua. Secara legalitas belum setahun berdiri, namun AWP sudah terbentuk 10 tahun silam meskipun penuh lika liku akhirnya wadah ini bisa eksis.

Bukan hanya Papua, semangat para jurnalis dari provinsi Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan hingga Papua Barat Daya pun turut hadir guna mensukseskan Rapat Kerja (Raker) perdana AWP.

Mendapatkan dukungan PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Jujur Bicara Papua (Jubi), AWP membuat pelatihan pengelolaan media online bagi pimpinan media milik anak asli se-tanah Papua, sekaligus Raker perdana yang digelar selama 3 hari, 25 – 27 Maret 2024.

Tak tanggung-tanggung dalam pelaksanaannya, AWP berhasil menghadirkan Claus Wamafma, Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Papua, Anthonius M Ayorbaba, anggota dewan pers ketua komisi penelitian, pendataan dan ratifikasi pers, Atmaji Sapto Anggoro untuk menjadi narasumber sekaligus motivator.

Selain itu, AWP juga menghadirkan 2 wartawan senior era 1970-an, Thontji Wolas Krenak yang pernah menjadi wartawan di istana presiden, era Megawati Soekarnoputri dan Welem Yobi mantan Kepala Biro Antara Papua.

Keseriusan AWP, bukan hanya membuat pelatihan bagi para pimpinan media lokal saja, tetapi AWP juga bakalan mendorong agar para jurnalis Papua ini untuk terus berkembang mengelola media dalam persaingan di era digitalisasi.

Tak hanya itu, dalam Rapat Kerja AWP telah memutuskan bahwa pelaksanaan Raker kedua bakal digelar di Nabire, ibukota Provinsi Papua Tengah.

Logopit 1711610891672
Ketua AWP, Elisa Sekenyap

Ketua AWP, Elisa Sekenyap mengatakan, meskipun baru diakui oleh pemerintah, namun gema AWP sangat luar biasa.

“Kami baru 5 bulan launching baru terdaftar di Kemenkumham tapi dia punya gemanya cukup luar biasa. Dan hari ini kita buktikan itu,” ujar Elisa dalam sambutannya saat pembukaan Raker Perdana AWP, Rabu (28/3/24).

Logopit 1711610980265
Mantan Wartawan Senior, Welem Yobi

Mantan Wartawan Senior, Welem Yobi berharap, dengan adanya wadah AWP dapat terus mendorong para jurnalis muda untuk terus berkualitas dalam dunia jurnalistik.

Selain meningkatkan kualitas, Welem Yobi berpesan, AWP juga harus merangkul semua wartawan anak-anak asli Papua.

“Bagaimana AWP bisa rekrutmen kita punya adik-adik perempuan, karena wartawan perempuan juga banyak di Papua ini,” ungkapnya.

Logopit 1711610954917
Mantan wartawan Senior, Thontji Wolas Krenak

Mantan wartawan Senior, Thontji Wolas Krenak yang juga mantan wartawan Suara Pembaharuan menyampaikan, lewat bimbingan para seniornya Wem kasjtau dan Bil Rettob akhirnya, dirinya dan beberapa jurnalis Papua lainnya bisa dibina.

“Dia guru jurnalis untuk anak-anak Papua termasuk Krist Ansaka, saya, Wem (Welem Yobi),” ujarnya.

Wolas Krenak mengaku sangat bangga dengan berdirinya Asosiasi Wartawan Papua tersebut.

“Saya tidak buat sehebat Victor (Mambor) sehebat Kris (Ansaka) dan teman-teman semua bikin AWP. Saya dengan Wem hanya nama, kami berdua tidak buat sejarah yang sehebat ini. Ini sejarah yang sangat hebat, luar biasa. Ibarat AWP itu rumah orang Papua. Honai,” bebernya.

IMG 20240328 WA0188
Ketua PWI Papua, Hans Bisay

Mengaku bangga, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) provinsi Papua, Hans Bisay menyebut, wadah atau rumah organisasi bagi jurnalis Papua ini merupakan mimpi yang sejak lama dinantikan.

“Kami PWI siap berkolaborasi dengan AWP seperti yang kami sudah lakukan dengan teman-teman AJI dan organisasi lainnya,” ucapnya.

Logopit 1711610919902
Ketua AJI provinsi Papua, Lucky Ireeuw

Ketua Asosiasi Jurnalis Indonesia (AJI) provinsi Papua, Lucky Ireeuw juga sepakat siap bergandengan tangan bersama mendukung AWP untuk terus maju.

“Otsus 20 tahun itu lihat wartawan hanya sebelah mata saja padahal barang itu jadi karena wartawan juga. Dan yang tahu tentang masalah dan persoalan di Papua, ya. Kitong sudah. Kita tra (tidak) bisa harap orang lain datang untuk tolong kita,” pungkasnya.

(Renaldo Tulak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *