Politik

Tolak Politik Identitas di Pilgub Papua, KNPI dan Kelompok Cipayung Bersuara

45
×

Tolak Politik Identitas di Pilgub Papua, KNPI dan Kelompok Cipayung Bersuara

Sebarkan artikel ini
Tampak jajaran KNPI Papua dan kelompok Cipayung saat menggelar Konferensi Pers di Jayapura.

Berita Papua, Jayapura — Menjelang Pemilihan Gubernur Papua yang dijadwalkan pada November 2024, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Papua bersama Kelompok Cipayung secara tegas menolak politik identitas.

Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Abepura, Jayapura pada Senin, 2 September 2024.

Ketua KNPI Papua, Benyamin Gurik bersama sejumlah pemimpin organisasi pemuda seperti Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat Charly Lagefa, Ketua PMII Papua Mahfudz, Ketua GMNI Tanah Papua Raymond Yekwan, Ketua GMKI Cabang Jayapura Laliles Kabak, serta ketua-ketua KNPI dari berbagai daerah lainnya menegaskan penolakan terhadap isu kedaerahan dan agama menjelang Pilgub Papua.

“Kami ingin menanggapi isu kedaerahan yang dapat memecah belah orang Papua. Politik identitas dan isu agama yang digembar-gemborkan oleh kelompok-kelompok tertentu hanya untuk kepentingan politik mereka harus dihentikan,” ujar Gurik.

Ia mengatakan bahwa isu-isu tersebut berpotensi merusak persatuan dan integritas masyarakat Papua serta menegaskan bahwa semua orang asli Papua, dari Merauke hingga Sorong, berhak mengisi jabatan politik tanpa dibatasi oleh isu kedaerahan.

“Jangan biarkan isu-isu kedaerahan digunakan untuk menghancurkan persatuan kita. Pilgub ini bukanlah pemilihan ketua sinode, dan kami menolak isu agama yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan orang Papua,” tegas Gurik.

Benyamin Gurik mengimbau masyarakat Papua untuk memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak dan kinerja mereka, bukan berdasarkan identitas.

“Kami berharap seluruh orang Papua, di mana pun berada, dapat memilih calon pemimpin dengan hati nurani dan berdasarkan track record yang jelas,” pungkasnya.

Ketua KNPI Sarmi, Billy F Kreew, yang juga merupakan Tokoh Adat Sarmi, menambahkan bahwa pemuda dari Tabi – Saireri berperan penting dalam menjaga kestabilan demokrasi di Papua.

“Kami berharap pesta demokrasi ini dapat berjalan aman dan kondusif. Perbedaan suku, agama, dan ras tidak boleh menjadi penghalang,” kata Kreew.

Kreew menyebut, pentingnya menjaga persatuan di tengah-tengah perbedaan.

“Kami, pemuda Papua, harus tetap bersatu karena kami adalah generasi emas dan pilar masa depan pembangunan. Kami siap mendukung semua anak Papua yang mencalonkan diri, tanpa memandang suku atau wilayah,” lanjutnya.

Ketua GMKI Cabang Jayapura, Laliles Kabak, juga menegaskan perlunya menyingkirkan isu agama dan politik identitas dari arena Pilkada.

Ia berharap tokoh-tokoh agama dapat memainkan peran penting dalam membangun pendidikan politik moral.

“Kami mengharapkan tokoh agama dari semua agama di Papua memberikan pendidikan politik yang membangun, sehingga Pilkada dapat berjalan dengan baik,” kata Kabak.

Sementara itu, Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat, Charly Lagefa, mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah.

Ia menambahkan bahwa penting bagi masyarakat untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.

“Pilkada adalah pesta rakyat. Kami berharap rakyat menyambutnya dengan kedamaian dan tidak terpengaruh oleh berita hoax,” ungkap Lagefa.

(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *