Berita Papua, Jayapura — Albert Meraudje, Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR Papua sekaligus anggota Komisi IV, bersama dengan beberapa anggota dewan lainnya, melaksanakan reses di Distrik Heram, Kota Jayapura.
Reses ini dilakukan guna mendengar langsung aspirasi masyarakat, khususnya di Kampung Yoka dan Waena, termasuk dalam daerah pemilihan (Dapil) I yang meliputi Distrik Muara Tami, Abepura, dan Heram pada Rabu (12/2/2024).
Dalam kunjungan tersebut, Albert Meraudje didampingi oleh beberapa rekan dari Fraksi NasDem DPR Kota Jayapura, antara lain Pares Lood Wenda (Wakil Ketua Komisi C) dan Novel Azriel Krey, serta Barend Bartolomeus Taniauw dari Fraksi PKB.
“Kita menggabungkan reses ini untuk menghemat anggaran, sesuai dengan instruksi presiden agar efisiensi anggaran dilakukan di semua level, termasuk di DPR,” ungkap Meraudje.
Merauje mengungkap, masyarakat menyampaikan berbagai aspirasi, terutama terkait kebutuhan dasar seperti air bersih, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
“Masyarakat memiliki sumber air, tetapi mereka tidak memiliki akses ke air bersih. Mereka harus membeli air, padahal ini adalah kebutuhan dasar,” ungkap Meraudje.
Selain itu, masyarakat juga meminta layanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, termasuk pengembangan Puskesmas Yoka menjadi Puskesmas rawat inap.
Namun mengenai program makanan gratis, Meraudje menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan.
“Kami tidak menolak makanan gratis, tetapi kami menyarankan agar pemerintah memberikan bibit tanaman dan pupuk kepada masyarakat. Dengan begitu, mereka bisa menanam sayuran seperti sawi, kangkung, dan tomat di halaman rumah mereka. Ini lebih efisien dan mendorong kemandirian,” ujarnya.
Di bidang pendidikan, masyarakat meminta pembangunan lantai 2 di sekolah yang ada karena kapasitasnya sudah tidak mencukupi.
“Masalah guru juga menjadi perhatian. Bagaimana bisa di kota masih kekurangan guru? Ini perlu dicari solusinya,” tambah Meraudje.
Infrastruktur juga menjadi aspirasi utama. Masyarakat meminta perbaikan jalan yang menghubungkan ke daerah perkebunan.
“Jalan sepanjang 3 kilometer sudah dibuka dengan dana kampung, tetapi mereka meminta bantuan pemerintah untuk mengaspal jalan tersebut agar bisa digunakan dengan baik,” kata Meraudje.
Selain itu, masyarakat juga meminta pelebaran jalan provinsi yang ada di Kampung Yoka.
“Saya minta masyarakat untuk membebaskan 2 meter di kiri dan kanan jalan tanpa menuntut ganti rugi, agar pemerintah bisa melebarkan jalan tersebut,” jelasnya.
Permintaan lain yang disampaikan masyarakat adalah pembangunan talud di sepanjang danau untuk mencegah longsor, serta penyaringan limbah yang masuk ke danau dari sungai di Waena dan Yoka.
“Kita akan prioritaskan daerah yang paling membutuhkan karena anggaran terbatas,” kata Meraudje.
Masyarakat juga meminta perhatian terhadap Posyandu yang sering berpindah-pindah dan kekurangan perlengkapan seperti meja timbang bayi.
“Kami akan sampaikan hal ini kepada pemerintah kota,” ujar Meraudje.
Selain itu, Meraudje menyampaikan bahwa, masyarakat meminta bantuan untuk membangun pondok-pondok jualan di pinggir jalan agar bisa digunakan oleh para pedagang kecil serta meminta perlindungan terhadap produk lokal seperti pinang dan sagu.
“Ini sudah sering kita angkat, dan perlu ada regulasi yang jelas untuk melindungi produk lokal,” kata Meraudje.
Albert Meraudje juga menegaskan pentingnya fokus pada kebutuhan dasar masyarakat agar program pemerintah dapat menyentuh langsung.
“Pendidikan, kesehatan, dan makanan adalah hak dasar yang harus diprioritaskan. Kita harus memastikan bahwa semua program pemerintah menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, terutama yang ekonominya lemah,” tegas Meraudje menjawab pertanyaan wartawan.
Tak hanya itu, Meraudje juga menyoroti pentingnya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk mendanai program-program tersebut.
“Dengan PAD yang baik, kita bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tanpa harus bergantung sepenuhnya pada anggaran pusat,” pungkasnya.
(Redaksi)