Berita Papua, Jayapura — Dalam rangka membahas isu-isu perbatasan di level pertama, Pemerintah Provinsi Papua dan pemerintah Papua New Guinea kembali menggelar Border Liaison Officer Meeting (BLOM) ke-27.
Pertemuan BLOM ke-27 ini dihadiri oleh perwakilan dari kedua pemerintah yang digelar di Hotel Suni Abepura, Kota Jayapura, Rabu 5 November 2027.
Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, Suzana Wanggai, menjelaskan bahwa BLOM merupakan forum kerja sama antara Indonesia dan Papua Nugini terkait isu-isu perbatasan di level pertama.
“Jika ada masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan di BLOM, maka akan diangkat ke level yang lebih tinggi,” ujar Suzana.
Suzana juga menyebut, pihaknya membahas berbagai kerja sama, seperti bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.
Selain itu, Suzana juga mengatakan dalam pertemuan itu membahas pentingnya pertukaran informasi antara petugas di lapangan, seperti karantina dan bea cukai.
“Kami sedang mendorong agar pintu perbatasan dapat dibuka, tidak hanya untuk orang, tapi juga barang, dalam rangka meningkatkan ekonomi ekspor-impor,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya juga akan duduk bersama dengan petugas karantina, bea cukai, dan unsur terkait lainnya untuk mengkaji ulang MOU yang sudah ada, agar dapat diimplementasikan tanpa hambatan.
“Jadi mereka sampaikan aturan mereka dan kemudian kita juga dan kemudian MOU yang didalam sudah di tanda tangani oleh 2 pemerintah itu seperti apa,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Alexander Tangkuman selaku Konsulat Indonesia untuk Papua Nugini. Ia mengatakan bahwa pertemuan teknis antara kedua negara juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Prabowo ke Port Moresby yang sebelumnya telah membahas kebijakan-kebijakan strategis bilateral.
“Kunjungan Presiden Prabowo ke Port Moresby telah membuka ruang kerja sama yang lebih luas. Sebagai negara bertetangga, kebijakan yang dibahas mencakup hampir semua bidang, tidak hanya terbatas pada sektor tertentu,” ujarnya.
Menurutnya, kedua negara terus menunjukkan komitmen dalam memperkuat hubungan bilateral melalui berbagai kerja sama di bidang perdagangan, kesehatan, dan budaya.
“Pertemuan ini lebih fokus pada aspek-aspek teknis, sementara pertemuan tingkat kepala negara sebelumnya membahas kebijakan yang lebih luas dan strategis,” ungkapnya.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Papua Nugini di Jayapura, Geoffrey L Wiri, menegaskan bahwa pertemuan BLOM yang baru saja selesai digelar merupakan salah satu dari 3 tingkatan forum kerja sama perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini.
“Ada tiga tingkatan pertemuan perbatasan, yaitu BLOM, BLM (Border Liaison Meeting) dan JBC (Joint Border Committee). BLOM adalah level paling bawah, sementara BLM dan JBC berada di level yang lebih tinggi,” jelas Wiri.
Menurutnya, seluruh forum pertemuan tersebut diadakan setiap tahun secara bergantian antara Indonesia dan Papua Nugini. BLOM yang baru saja selesai digelar di Jayapura merupakan bagian dari rangkaian pertemuan tersebut.
Konsulat Jenderal Papua Nugini menyampaikan bahwa kerja sama dengan pemerintah Indonesia telah terjalin selama 8 tahun terakhir. Hal ini didorong oleh berbagai isu-isu perbatasan, seperti Kreit dan pertemuan-pertemuan perbatasan lainnya.
“Kami terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia melalui serangkaian pertemuan di tingkat yang berbeda-beda. Ini merupakan komitmen kami untuk menjaga hubungan baik antara kedua negara,” pungkas Wiri.
(Renaldo Tulak)