Berita Papua.co, Sentani – Guna mengikis dan menekan tumbuhnya paham radikalisme sebagai embrio tindakan terorisme di Papua pada umumya dan khususnya di Kabupaten Jayapura maka, Divisi Humas Polri menggelar Forum Groub Diskusi (FGD) dengan tema, terorisme adalah musuh bersama. Dengan dihadiri para tokoh, baik tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat,
FGD tersebut berlangsung di Obhe Rei Mai Polres Jayapura, Kamis (2/31/2022) dengan menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten, baik dari Humas Polri, tetapi juga dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Divisi Humas Mabes Polri melalui Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. A.M. Kamal usai FGD kepada wartawan menjelaskan, pihaknya tim Divisi Humas Polri bersama MUI memberikan pencerahan tentang bagaimana paham radikal yang menjadi mebrio dari terjadinya terorisme harus dikikis atau ditekan.
“Kita berharap ini adalah pertemuan dengan para tokoh, baik tokoh masyarakat, agama maupun adat. Para tokoh tentunya setelah kembali akan bertemu dengan banyak orang, sehingga dapat memberikan informasi kepada orang banyak bahwa paham radikalisme itu sangat berbahaya, disebut berbahaya karena radikalisme adalah embrio dari terorisme,” urainya.
Menuturnya, sebelum seseorang meneror banyak orang, maka paham-paham radikalnya perlu di kikis seraya memunculkan paham-paham toleransi. Dengan demikian dapat memahami ajaran keyakinan agamanya masing-masing dan menghoirmati keyakinan agama orang lain.
“Itu yang harus kita tanamakan, karena kita sebagai negara Pancasila tentu kita harus mampu menghargai perbedaan keyakinan dari setiap warga negara. Tidak bisa saling memaksa untuk mengakui agama tertentu, tetapi tingkatkan sikap toleransi antar umat beragama,”ajaknya
Di tempat yang sama, Pengurus Harian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhhamad Naamun Rasyid menuturkan, harapan bersama agar Jayapura tetap menjadi wilayah yang damai, aman dan tentram.
Sehingga prestasi menjadikan Jayapura sebagai sebuah wilayah dengan peringkat kerukunan tertinggi di Papua ini jangan hanya ada diatas kertas tetapi harus membuming sampai di level-level tertentu, bahkan sampai di semua lapisan masyarakat di Papua bahkan di tingkat nasional.
Dijelaskan, kegiatan kontra radikal ini mengajak semua elemen masyarakat atau para tokoh untuk bersama-sama menjaga jangan sampai lengah, karena kelompok teroris ini selalu hadir disaat kelengahan terjadi. Untuk itu, kewaspadaan menjadi unsur terpenting di semua lapisan masyarakat.
“Salah satu ouput yang diinginkan dari kontra radikal ini seperti yang saya katakana tadi agar kolaborasi koordinasi antar stachold er unsur terkait bisa saling terjalin dengan begitu maka setiap ada gejala kita bisa lakukan deteksi dini, pencegahan dan penaggulangan secara bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP. Fredrickus W.A. Maclarimboen, S.IK menandaskan, paham radikalisme di daerah ini perlu untuk ditekan pertumbuhannya. Untuk menekan pertumbuhan paham radikalisme, maka dibutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk para tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.
Dikatakan, dengan adanya diskusi ini diharapkan ada wawasan serta ada penyamaan persepsi sehingga semua pihak di daerah ini satu suara untuk bagaimana sebagai individu dan sebagai masyarakat memiliki daya tangkal terhadap diri sendir dan juga kepada lingkungan dari ancaman paham radikalisme.
“Tentunya dengan agenda ini yang kerjasam dengan pihak Divisi Humas Polri dan MUI memberikan suatu hal baru dalam hal menekan dan mengantisipasi tumbuhnya paham-paham radikalisme,” tukas Kapolres Jayapura.
(YFT)