BeritaPapua.co, Tolikara — Pentingnya kurikulum muatan lokal, SMA Negeri Karubaga, mengelar festival seni budaya di halaman sekolah, Jumat, (13/05/22) lalu.
Festival seni budaya itu menampilkan tarian dari berbagai daerah khas nusantara seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Bali.
Kurikulum tersebut bertujuan untuk memperkenalkan budaya daerahnya dan juga dapat memberikan suatu bekal kepada peserta didik untuk terampil dan dapat hidup di lingkungan masyarakat.
Selain menambah nilai juga sebagai upaya menumbuhkan kecintaan terhadap budaya serta menggali bakat siswa di bidang seni.
Menurut Kepala Sekolah SMA Karubaga, Tiep jigibalom, berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014, mulok adalah mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan lokal di daerah tempatnya tinggal.
“Festival Seni Budaya ini merupakan kreativitas siswa-siswi terbaik dari kelas 10 IPA serta IPS di bidang studi seni budaya,” ujar Kepsek Tiep jigibalom.
Kepsek Tiep Jigibalom menjelaskan kurikulum muatan lokal ini di didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang berguna bagi diri dan lingkungannya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Karena itu Kepala SMA Negeri Karubaga berharap pemerintah daerah perlu menetapkan kurikulum mulok yang inovatif. Karena siswa yang menempuh pendidikan saat ini adalah mereka yang akan memimpin Indonesia di masa depan. Untuk itu, penerapan kurikulum di sekolah harus disesuaikan dengan karakter generasi saat ini, termasuk untuk kurikulum muatan lokal.
“Siswa-siswi yang memiliki bakat di bidang seni harus diberikan kesempatan atau fasilitas oleh sekolah, karena kadang-kadang ada siswa yang kurang cerdas di akademik namun memiliki kemampuan di bidang non akademik seperti seni agar menambah Nilai Semester,” ungkap Tiep.
Yigibalom menambahkan, Bangsa Indonesia merupakan negara yang majemuk yang terdiri dari beragam suku dan budaya yang berbeda. Untuk itu, sekolah wajib memberikan pendidikan tentang keberagaman budaya agar para siswa dapat mengetahui tentang budaya bangsanya sendiri.
“Keberagaman seni dan budaya bangsa kita wajib diajarkan kepada para peserta didik agar mereka tahu dan bisa mengaplikasikan, bahwa kita itu hidup dalam bangsa yang majemuk, banyak suku dan budaya,” tutupnya.
(RH)