Kesehatan

RSUD Ramela Muara Tami Tetap Berkomitmen Melayani Masyarakat di Tengah Efesiensi Anggaran dan Perubahan Kebijakan BPJS

38
×

RSUD Ramela Muara Tami Tetap Berkomitmen Melayani Masyarakat di Tengah Efesiensi Anggaran dan Perubahan Kebijakan BPJS

Sebarkan artikel ini
dr. Melva Desintha Natalia Sirait, Direktur RSUD Ramela Muara Tami.

Berita Papua, Jayapura — Di tengah tantangan pemotongan anggaran besar-besaran di tingkat OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Pemerintah Daerah, RSUD Ramela Muara Tami, rumah sakit tipe D di Kota Jayapura, tetap berkomitmen untuk menjadi rumah sakit rujukan dan pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat.

Hal ini disampaikan oleh dr. Melva Desintha Natalia Sirait, Direktur RSUD Ramela Muara Tami, Kota Jayapura kepada awak media, Jumat (14/2/2025) terkait kondisi terkini rumah sakit Ramela.

Meskipun menghadapi masa-masa sulit, dr. Melva menyebut kebijakan beberapa rumah sakit yang tidak lagi bekerja sama dengan BPJS, RSUD Ramela tetap bertahan sebagai tempat pertama bagi masyarakat  untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Di tempat lain, banyak rumah sakit yang memperketat pelayanan BPJS, bahkan tidak lagi menanggung pasien dengan kasus tertentu seperti pasien kecelakaan akibat mabuk. Namun, di RSUD Ramela, kami tetap melayani pasien-pasien tersebut melalui program Port Numbay Sehat,” ujarnya.

Program Port Numbay Sehat merupakan inisiatif Pemerintah Kota Jayapura untuk memastikan bahwa masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan dan bagi masyarakat Asli Papua Kota Jayapura yang tidak memiliki jaminan kesehatan dan membantu masyarakat dalam pembiayaan yang tidak ditanggung oleh BPJS.

“Saya tidak setuju dengan perilaku mabuk, tetapi sebagai tenaga medis, kami berbicara tentang kemanusiaan. Pasien-pasien ini tetap perlu ditolong, dan kami memilikir program Pkrt Numbay sehat untuk menangani pasien tersebut, sebagai bentuk kehadiran pemerintah bagi keselamatan penduduknya,” tegasnya.

Strategi Bertahan di Tengah Efisiensi Anggaran

Menghadapi efisiensi dana yang terjadi di tingkat nasional maupun lokal, RSUD Ramela melakukan berbagai strategi untuk tetap bertahan dan memberikan pelayanan optimal. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem digitalisasi hingga 90%.

“Kami menggunakan rekam medis elektronik, pelayanan digital, dan pengumpulan data secara digital. Ini membuat kami lebih efisien dan mengarah ke sistem paperless, namun masih ada dokumen yang harus disediakan dalam bentuk hard copie,” jelas dr. Melva.

Selain itu, RSUD Ramela juga sedang dalam proses menuju penetapan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

“Dengan menjadi BLUD, kami dapat mengelola keuangan dengan lebih efektif dan menerapkan strategi bisnis yang lebih fleksibel. Ini adalah langkah berani untuk rumah sakit tipe D seperti kami agar bisa bersaing di tengah sulitnya perekonomian saat ini, khususnya di Papua,” ujarnya.

Kata dr, Melva, RSUD Ramela juga berencana mengembangkan fasilitas dan layanan baru untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan pengunjung.

“Kami ingin membuat rumah sakit ini tidak hanya menjadi tempat bagi orang sakit, tetapi juga tempat yang nyaman. Misalnya, dengan menghadirkan kantin modern dan fasilitas lainnya,” kata dr. Melva.

Selain itu, ia juga menjelaskan, rumah sakit ini juga menggandeng Kementerian Kesehatan untuk pengembangan fasilitas kesehatan.

“Tahun ini, kami akan mendapatkan satu unit NICU (Neonatal Intensive Care Unit), PICU (Pediatric Intensive Care Unit) yaitu ICU untuk bayi baru lahir serta balita dari Kemenkes. Ini adalah langkah besar bagi kami,” ungkapnya.

RSUD Ramela juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai stakeholder melalui Kerja Sama Operasional (KSO).

“Ada beberapa tawaran kerja sama, termasuk layanan cuci darah dan pengadaan gas medik. Dengan memproduksi gas medik sendiri, kami bisa menghemat sekitar 170-200 juta rupiah per tahun,” jelas dr. Melva.

Upaya Peningkatan Kelas Rumah Sakit

Saat ini, dr. Melve mengungkap bahwa RSUD Ramela berupaya untuk meningkatkan kelas rumah sakit dari D ke C.

“Kami hanya kekurangan tempat tidur rawat inap. Fasilitas radiologi Seperti Foto Rongent dan USG serta fasilitas penunjang lainnya hampir semua sdh tersedia sesuai klasifikasi RS tipe C, tetapi kami masih membutuhkan MRI atau CT scan. Tahun ini, kami akan mengajukan proposal ke Kemenkes untuk mendapatkan bantuan peningkatan kelas rumah sakit,” ujarnya.

Dengan berbagai strategi dan upaya yang dilakukan, dr. Melva berharap RSUD Ramela dapat terus menjadi rumah sehat bagi masyarakat.

“Kami sadar betul bahwa perekonomian Indonesia, khususnya di Papua, sedang sulit. Namun, kami akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya.

(Renaldo Tulak)