Berita Papua, Wamena — Ciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di dunia olahraga, khususnya sepak bola. Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Papua Pegunungan berinisiatif mengadakan kegiatan kursus pelatihan Wasit C3 nasional dan Pelatih D nasional, yang berlangsung di ibu kota Provinsi Papua Pegunungan, yakni di Wamena.
Kegiatan tersebut pesertanya diikuti oleh perwakilan dari seluruh kabupaten se-Provinsi Papua Pegunungan, yang berlangsung selama satu minggu tanpa dukungan pemerintah daerah, baik itu pemerintah Provinsi maupun pemerintah kabupaten. Namun kegiatannya dapat terlaksana dengan baik dan sukses.
Sekertaris Umum (Sekum) Asprov PSSI Papua Pegunungan, John Purun, S.IP saat dikonfirmasi sejumlah awak media terkait maksud dan tujuannya dari kegiatan tersebut. John mengatakan, pihaknya berinisiatif melakukan pelatihan tersebut untuk mengatasi empat permasalahan yang sangat mendasar di dunia sepak bola, yang selama ini belum teratasi di Papua Pegunungan, yakni yang pertama kelembagaan, yang kedua SDM, yang ketiga sarana prasarana, dan yang keempat adalah kompetisi.
“Persoalan pertama adalah kelembagaan, kita harus merapikan Asprov dan Askab PSSI di seluruh kabupaten di Papua Pegunungan, yang mana kita bentuk anggaran dasar rumah tangga atau ADRT, dan kita juga harus didefinitifkan pengurusnya. Karena sudah puluhan tahun, Asprov dan Askab PSSI di Papua Pegunungan belum pernah berdiri hingga sampai 2024 ini baru berdiri,” jelas John Purun kepada awak media seusai menutup kegiatan tersebut, pada Minggu 7 Juli 2024, di salah satu Hotel di Wamena.
Lanjut John menjelaskan, persoalan yang kedua adalah SDM. Dalam SDM ada tiga hal yakni, SDM wasit, pelatih dan pemainnya. Agar dikemudian hari ada kompetisi di Papua Pegunungan, tidak perlu mendatangkan SDM dari luar.
“Yang ketiga, sarana prasarana yaitu stadion. Hal ini penting karena, kalau kita mau buat pertandingan tanpa ada stadion itu mustahil, sehingga pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi yang sudah menganggarkan dana untuk menyiapkan stadion sepak bola,” ungkap anak Labewa tersebut.
Kata John, persoalan yang keempat adalah kompetisi. Ada sejumlah kompetisi yang bisa digelar di Papua Pegunungan, misalnya seperti kompetisi liga tiga, piala Suratin, piala Pertiwi dan lain sebagainya, itu bisa digelar jikalau kelembagaannya, SDM, dan sarana prasarananya ada. Oleh sebap itulah kegiatan ini digelar Asprov PSSI Papua Pegunungan secara inisiatif tanpa berharap dukungan pemerintah.
Sementara itu, Heru selaku perwakilan pelatih yang didatangkan Asprov PSSI Papua Pegunungan untuk melatih wasit dan pelatih dari delapan kabupaten mengatakan, pihaknya melihat anak Papua Pegunungan memiliki potensi yang baik dan dalam berlatih antusiasnya sangat tinggi.
Sehingga diharapkan perlu ada kompetisi yang digelar secara rutin, agar mereka ini dilibatkan untuk bisa terus mengembangkan kemampuannya sebagai pelatih dan wasit.
“Tentunya kami harap, kegiatan ini jangan berakhir disini tetapi harus ada kelanjutan, yaitu satu-satunya untuk mengembangkan mereka adalah, adanya kompetisi yang berkesinambungan. Karena dengan adanya kompetisi yang digelar secara rutin akan membuat mereka berkembang sangat cepat, sehingga diharapkan perlu adanya dukungan dari pihak pemerintah,” papar Heru.
(Tinus Jigibalom)