Papua

Waket 1 DPRP: Penyusunan RPJMD Harus Memperhatikan Kekhususan Provinsi Papua

60
×

Waket 1 DPRP: Penyusunan RPJMD Harus Memperhatikan Kekhususan Provinsi Papua

Sebarkan artikel ini
Tampak Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix Maryke Monim mendampingi Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong dan Jajarannya saat menghadiri Kick Off penyusunan RPJMD provinsi Papua.

Berita Papua, Jayapura — Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix Maryke Monim menegaskan pentingnya peran DPRP dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua.

“DPRP memiliki peran krusial dalam memberikan persetujuan dan pengawasan selama proses penyusunan RPJMD, memastikan kesesuaiannya dengan visi-misi gubernur dan kebutuhan masyarakat,” kata Monim saat menghadiri Kick Off penyusunan RPJMD, Senin (20/1/2025).

Kata Monim, tahap awal penyusunan RPJMD harus memperhatikan kekhususan Provinsi Papua.

“Papua memiliki karakteristik khusus yang harus memperhatikan keberlanjutan program otonomi khusus serta pendekatan berbasis wilayah adat, demi pembangunan yang berkeadilan dan inklusif,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa DPRP akan memberikan rekomendasi dan masukan kepada pemerintah daerah jika terdapat hal yang kurang relevan atau tidak sesuai dengan kebutuhan daerah dan skala prioritas nasional.

“DPRP juga akan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program untuk memastikan tercapainya target dan tujuan yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

Monim, menyebut pentingnya program keberlanjutan dalam penyusunan RPJMD Provinsi Papua sesuai arahan Gubernur Papua.

“Program SKPD harus benar-benar menyentuh dan sesuai kebutuhan rakyat, bukan sekadar menggunakan anggaran tanpa dampak dan manfaat. 5 tahun ke depan harus disusun dengan baik dan berkelanjutan,” imbuhnya.

Ia mencontohkan beberapa prioritas pembangunan daerah, seperti sektor pertanian dan perkebunan di Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Sarmi, serta sektor kelautan di Kabupaten Yapen.

“DPRP sebagai representasi rakyat Papua harus dilibatkan dalam penyusunan RPJMD. Aspirasi rakyat yang telah diserap oleh DPRP harus tertuang dalam program yang bersinergi dengan prioritas nasional,” tegasnya.

Monim juga menekankan pentingnya memperhatikan nilai-nilai otonomi khusus dan pendekatan wilayah adat.

“Papua adalah provinsi majemuk. Pembangunan harus menyelaraskan semua pihak, tidak hanya berbicara tentang keberpihakan, tapi juga pemberdayaan dan perlindungan bagi seluruh masyarakat di tanah Papua,” tandasnya.

Wakil Ketua I DPR Papua itu juga menegaskan bahwa RPJMD Provinsi Papua harus menjadi alat strategis untuk memastikan pembangunan daerah yang sistematis, terarah, dan sesuai kebutuhan masyarakat.

“Pendekatan pembangunan dalam penyusunan RPJMD Papua harus dilakukan dengan tiga aspek utama: inovasi, afirmasi, dan kolaborasi,” ujarnya.

Sebab menurutnya, inovasi mencakup pertumbuhan hijau, kebutuhan lokal, dan perkembangan teknologi. Sementara afirmasi tidak hanya ditujukan kepada orang asli Papua, tetapi juga perempuan, anak, serta wilayah terluar dan tertinggal.

“Perempuan dan anak menjadi prioritas dalam pembangunan jangka menengah dan panjang. Kita harus memastikan lahirnya generasi emas Papua melalui peran perempuan dalam tumbuh kembang anak,” jelasnya.

Ia menambahkan, pentingnya kolaborasi antara adat, agama, pemerintah, swasta, dan universitas sebagai mitra pembangunan.

“Semua pihak, termasuk eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus berkolaborasi untuk mengawal pembangunan demi mencapai tujuan bersama,” pungkasnya.

(Renaldo Tulak)