Berita Papua, Jayapura — Ada yang unik dari acara pelepasan dan penutupan KKN Mahasiswa Universitas Cenderawasih di Kampung Yoka Distrik Heram Kota Jayapura.
Dimana nilai Toleransi yang cukup menonjol di Kampung Yoka dengan jumlah populasi hampir 3 ribu Jiwa, dimana toleransi yang digambarkan dalam kemajemukan masyarakat di Kampung Yoka yakni, umat muslim dan kristen protestan hidup saling berdampingan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak membedakan meski warna kulit dan kepercayaan.
Hal itu diungkapkan Ega Dwi Lestari mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Fakultas Mipa Uncen. Ia mengamati bahwa toleransi yang terlihat di Kampung Yoka yakni masyarakat saling membantu dan membaur antara umat muslim dan Kristen begitu juga sebaliknya.
Tidak saja dalam kehidupan sehari-hari, dalam momen-momen penting seperti HUT Kampung Yoka, Natal dan Idu Fitri sikap toleransi di kampung Yoka cukup kental, dimana muslim membantu Kristen atau warga asli dan begitupun juga sebaliknya.
“Cukup kental nilai toleransi yang di pelihara di kampung ini,” ungkapnya saat memberikan kesan pada acara penutupan dan pelepasan Mahasiswa Uncen usai menjalani KKN selama satu bulan di Kampung Yoka Jumat, (6/9/2024).
Selain itu Ega Dwi Lestari juga mengutarakan bagaimana kehidupannya sehari-hari hanya hidup berada di lingkungan tempat tinggalnya mayoritas muslim, namun berbeda dengan yang di alaminya saat KKN di Kampung Yoka, dirinya bersama rekan-rekan tinggal di gedung sekolah minggu yang berdekatan dengan Gedung Gereja GKI Ebenezer Yoka sehingga nuansa toleransi sangat terasa saat satu bulan berada di Kampung Yoka.
“Saya jujur saya hidup di lingkungan yang mayoritas muslim, ketika ada di sini nuansanya cukup beda, dan makan dari toleransi dan kebhinekaan terpancar di sini,” katanya.
Selain itu, dirinya juga merasa tertantang dengan keramahan Masyarakat Kampung yang mengajak dirinya untuk menikmati keindahan alam danau Sentani di pulau Hosena, dan mencoba spot pancing ikan di pinggir danau.
“Ini benar-benar berbeda,” tuturnya.
Kepala Kampung Yoka Anthonius Mebri mengatakan kehidupan masyarakat di Kampung Yoka dengan nilai toleransi yang tinggi, dikarenakan mereka tidak membedakan setiap individu dengan status Agama, yang terpatri dalam diri masyarakat Kampung Yoka hanya kehidupan bersaudara, saling menghormati, saling mengasihi dan kasih itu yang menjadi dasar sehingga kerukunan umat dan toleransi di Kampung Yoka itu terjaga hingga saat ini.
“Kehidupan kami disini kami tidak tau membedakan agama, kita tidak pernah melihat orang dari agamanya, kita melihat bahwa mereka muslim dan Kristen sebagai saudara. Ko itu saya punya saudara saya tidak pikir ko punya agama,” ungkap Kepala Kampung Yoka Anthonius Mebri
Lebih lanjutnya Anthonius Mebri menjelaskan, bahwa nilai toleransi yang di pakai dalam kehidupan sehari-hari di Kampung Yoka di maknai sebagai persaudaraan masyarakat tidak pernah melihat dan membedakan saudara muslim dari agamanya, melainkan mereka adalah salah satu komponen penting dari kemajuan dan perkembangan kampung Yoka hingga saat ini.
“Kita harus meyakini bahwa toleransi adalah keyakinan, sehingga kita sama-sama lahir di kampung ini hanya satu persaudaraan tidak membedakan agama,” tambahnya.
Sebanyak 24 orang mahasiswa Universitas Cendrawasih terdiri dari 9 Laki-laki dan 15 perempuan dari berbagai jurusan melakukan Kuliah Kerja Nyata KKN selama sebulan di Kampung Yoka sejak tanggal 6 Agustus hingga 6 September 2024 dan kini telah kembali ke kampus.
(Nesta)