Kabupaten Jayapura

Air Mata Perpisahan Mengiringi Kepulangan Peserta KMAN VI Dari Negeri Matahari Terbit

0
×

Air Mata Perpisahan Mengiringi Kepulangan Peserta KMAN VI Dari Negeri Matahari Terbit

Sebarkan artikel ini
Tampak aktivitas penuh harus saat kepulangan peserta dari Kampung Yakonde

BeritaPapua.co, Sentani — Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI telah usai di selenggarakan di Kabupaten Jayapura, Tanah Tabi-Papua. Ribuan peserta kongres dari seluruh nusantara mulai meninggalkan negeri matahari terbit tanah yang selalu diidentikkan dengan surga kecil yang jatuh ke bumi

Peserta kongres berdatangan di Tanah Papua sejak tanggal belasan hingga 20 Oktober. Terhitung, kurang lebih satu minggu berada di rumah-rumah warga kampung dari kampung-kampung yang ditentukan sebagai tempat serasehan, tetapi juga kampung-kampung tetangga.

Sesuai jadwal, kegiatan berlangsung juga hampir seminggu, diantaranya dua hari digunakan untuk serasehan atau yang disebut dengan bahasa Sentani ‘Yo Riya’. Selebihnya berlangsung rapat-rapat komisi dan sejenisnya di Stadion Barnabas Youwe (SBY).

Waktu seminggu ditengah-tengah warga setempat, serasa setahun bagi peserta KMAN. Dalam waktu yang sekejap tersebut, sudah terbangun sebuah ikatan emosional yang cukup kuat sebagai bagian dari persaudaraan dan kekeluargaan.

Itulah suasana yang tergambar di Kampung Yakonde. Persaudaraan yang rukun dan damai diwujudkan dalam suasana kasih menembus perbedaan. Kedekatan emosional yang terbangun itu lantara membuat, peserta KMAN VI merasa nyaman dan enggang berpindah ke tempat penginapan lain.

Setelah usai semua kegiatan, akhirnya waktu kepulangan pun tiba. Cuaca dingin nan sejuk di pagi hari, Senin (31/01), tetesan embun yang bergulir turun dari atas dedaunan mengalir bersama deraian air mata dari beberapa ibu-ibu yang terharu karena harus melepaskan peserta yang menginap di rumah warga untuk pulang ke daerah masing-masing.

Kata-kata perpisahan berupa ucapan selamat jalan dan selamat tinggal di tengah deraian air mata terucap sambil berpelukan menghantar peserta ke dalam bus yang selanjut diiringi lambaian tangan bus pun berlalu dari pandangan warga.

“Saya sedih sekali, dong datang tinggal dengan ketong ini satu minggu saja tapi. Karena dong baik jadi ketong juga rasa sedih ketika dong akan pergi,” ujar salah satu ibu yang sudah menampung peserta sebanyak 9 orang di rumahnya dengan logat Sentani yang kental.

Salah satu peserta asal Kalimantan, Yosep menerangkan, bahwa pihaknya benar-benar merasakan kenyamanan dan kebaikan warga yang luar biasa. Saking baiknya warga setempat, membuat peserta menganggap seperti berada di rumah dan kampung sendiri.

“Jika ada pertemuan, maka pasti ada perpisahan,” ucap Yosep yang tanpa ia sadari bulir-bulir air bening dari matanya mulai menetas pertanda bahwa hatinya sedih dan haruh.

Ditambahkan, hatinya merasa pedih, air mata menetes karena meras terharu dengan kebaikan dan ketulusan dari semua bapa, mama, kaka, ade, saudara semua di Kampung Yakonde yang telah menerima dirinya bersama 200 lebih peserta KMAN VI.

“Kami tidak tahu harus memberikan apa untuk membalas kebaikan dari warga disini, tetapi satu yang kami tau bahwa dalam hati ini dan perjalanan kami akan terkenang selalu,” pungkasnya seraya melangkah memasuki bus yang akan membawa dirinya bersama peserta lainnya ke Bandara Sentani.

(YFT)