Kesehatan

Freeport dan Pemkab Mimika Luncurkan Program Kesehatan Terintegrasi Atasi Malaria dan Stunting

81
×

Freeport dan Pemkab Mimika Luncurkan Program Kesehatan Terintegrasi Atasi Malaria dan Stunting

Sebarkan artikel ini
Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menjelaskan penganekaragaman pangan kepada ibu peserta Program Kesehatan Masyarakat Terintegrasi Melalui Pengendalian Malaria dan Pencegahan Stunting.

Berita Papua, Mimika — Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia (PTFI) telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam meluncurkan Program Kesehatan Terintegrasi untuk Papua Sehat melalui pengendalian malaria dan pencegahan stunting.

“Pengendalian penyakit malaria dan penuntasan stunting merupakan program prioritas Pemda Mimika. Kami menyambut baik kolaborasi ini untuk menekan angka penderita malaria, mencegah stunting, sehingga cita-cita bersama mewujudkan Papua Sehat dapat tercapai,” kata Bupati Mimika Johanes Rettob dalam sambutannya saat peluncuran Program Kesehatan Masyarakat Terintegrasi Melalui Pengendalian Malaria dan Pencegahan Stunting yang berlangsung di Puskesmas Mapurujaya, Mimika, Papua Tengah, Kamis (18/7/24).

Johanes menyebutkan dalam Riset Kesehatan Dasar 2022 yang dilakukan bersama antara Pemda Mimika dan Freeport Indonesia ditemukan angka insiden malaria dan kondisi stunting pada bayi dan balita yang tinggi di Kabupaten Mimika.

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menjelaskan penganekaragaman pangan kepada ibu peserta Program Kesehatan Masyarakat Terintegrasi Melalui Pengendalian Malaria dan Pencegahan Stunting.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika pada 2023 mencatat 145 ribu orang menderita penyakit malaria dengan tren yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir.

Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Mimika mencapai 24,7%. Lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 21%.

Diketahui stunting dan malaria memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks kesehatan masyarakat. Anak-anak yang sering terkena malaria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting karena tubuh mereka tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal.

Selain itu, malaria juga dapat memperburuk kondisi ibu hamil, sehingga meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang kemudian dapat berkembang menjadi stunting.

“Melalui gotong royong semua pihak, kami berharap dapat mengakselerasi pengendalian malaria dan pencegahan stunting sehingga kesehatan masyarakat terlindungi,” katanya.

Director, Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma mengatakan Freeport Indonesia berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, salah satunya melalui kesehatan. Melalui program kesehatan yang terpadu dan terintegrasi, serta kolaborasi multipihak ini memudahkan akses dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

(Redaksi)