Berita Papua, Jayapura — Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Brian Sri Prahastuti, melakukan kunjungan ke Papua untuk mendalami layanan kesehatan, khususnya terkait malaria, tuberkulosis (TB), dan HIV.
Fokus utama kunjungan ini adalah peningkatan layanan terhadap ibu hamil, mengingat tingginya angka kasus HIV, malaria, dan TB di Papua.
“Secara spesifik, tugas saya kali ini adalah untuk lebih mendalami layanan malaria, tuberkulosis, dan HIV. Terutama, bagaimana layanan ini bisa memberikan yang terbaik untuk ibu hamil,” ujar Prahastuti, usai berdiskusi bersama Kepala Puskesmas, Tim HIV dan TB Puskesmas Yoka serta tim Mentoring HIV Dinas Kesehatan Kota Jayapura di Puskesmas Yoka, distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Rabu 24 Juli 2024.
“Papua dikenal endemis malaria dan HIV, bahkan hingga ke populasi umum. Sementara untuk tuberkulosis, ini merupakan masalah nasional yang masih perlu ditangani dengan serius,” tambah staf ahli presiden itu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari menyebut bahwa, evaluasi pelaksanaan program imunisasi, malaria, dan TB terus dilakukan.
“Program-program ini sudah berjalan, namun perlu ditingkatkan lagi,” kata Antari.
Antari juga mengungkapkan mimpinya untuk menciptakan “Kampung Bebas Malaria” dan “Kampung Bebas TB”.
Namun kata Antari, bahwa upaya tersebut membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, tidak hanya Dinas Kesehatan saja.
Sementara itu, terkait Program Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kota Jayapura, Antari mengakui adanya tantangan dalam mencapai target.
“Sasaran kami sekitar 6.000 anak, tapi belum mencapai angka tersebut. Kami terus melakukan sweeping sambil menjalankan putaran berikutnya,” jelasnya.
Antari juga menekankan pentingnya peran dan partisipasi masyarakat dalam program ini.
“Untuk memutus rantai penularan, kita harus memastikan minimal 95% anak mendapat tetes polio. Kekebalan massal akan terbentuk jika cakupan mencapai 90% ke atas,” pungkasnya.
(Renaldo Tulak)