Berita Papua, Jayapura —Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru, bersama Tim Ahli Cagar Budaya Kota Jayapura dan Anggota DPR Papua, Albert Merauje, melakukan kunjungan ke Situs Gunung Srobu, salah satu cagar budaya bersejarah di Kota Jayapura, pada Sabtu (15/3/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung kondisi situs serta merancang rencana pelestarian dan pengembangannya sebagai destinasi wisata budaya.
Rustan Saru menceritakan perjalanan menuju Situs Gunung Srobu yang dimulai dari Ciberi, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit ke titik awal pendakian.
“Dari bawah, kita mendaki kurang lebih setengah jam dalam kondisi normal. Jika tidak normal, bisa memakan waktu hingga satu jam,” ujarnya. Setibanya di puncak,
Meskipun melelahkan, Rustan mengungkapkan kekagumannya terhadap pemandangan yang indah dan menyegarkan. “Alhamdulillah, puji Tuhan, pemandangan di sini sangat menyejukkan hati dan pikiran,” katanya.
Di situs tersebut, Rustan dan rombongan mengunjungi Seremonial Center Megalitik Srobu 1, yang merupakan pusat pemujaan pada masa lalu.
“Di sini ada meja dan semacam nisan, yang digunakan sebagai tempat pemujaan sekitar 1.700 tahun yang lalu,” jelas Rustan.
Ia menegaskan, Pemerintah Kota Jayapura untuk menjaga, memelihara, dan melindungi situs ini agar dapat menjadi destinasi wisata yang menarik, baik bagi wisatawan domestik maupun internasional.
“Kita harus mempromosikan situs ini ke dunia luar dan Nusantara. Jika dikembangkan dengan baik, situs ini bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat sekitar, seperti Kampung Engros, Tobati, dan Nafri,” ujar Rustan.
Ia menambahkan bahwa masyarakat setempat dapat memanfaatkan potensi wisata ini dengan menyediakan jasa perahu, menjual makanan, atau kerajinan khas seperti manik-manik, rompi, dan cenderamata lainnya yang melambangkan Gunung Srobu.

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Jayapura, Hendrik Rollo, menyampaikan bahwa pada tahun lalu, timnya telah menetapkan 5 situs dan 10 benda cagar budaya di Gunung Srobu.
“Kita berharap instansi-instansi terkait dapat membangun dan menata situs ini dengan lebih baik,” ujarnya.
Hendrik menjelaskan bahwa situs ini memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang tinggi, dengan bukti-bukti arkeologis seperti kerang dan pola bangunan rumah yang ditemukan di sekitar situs.
“Situs ini berumur 1.700 tahun dan menjadi bukti kehidupan manusia pada masa itu. Kita juga menemukan kerang dan pola mata pencaharian yang memberikan gambaran tentang kehidupan masa lalu,” jelas Hendrik.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Kebudayaan Kota Jayapura, Provinsi Papua, dan Balai Kebudayaan untuk mengembangkan situs ini agar lebih bermakna bagi masyarakat.
Sementara itu, anggota DPR Papua, Albert Merauje, terus mendukung terhadap upaya pelestarian dan pengembangan Situs Gunung Srobu.
“Sebagai wakil rakyat, kami memiliki tiga fungsi pokok: regulasi, penganggaran, dan pengawasan. Kami akan mendorong kolaborasi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat untuk membangun situs ini,” tegas Albert.
Ia menegaskan bahwa Situs Gunung Srobu tidak hanya penting bagi Kota Jayapura, tetapi juga bagi dunia.
“Situs ini ditemukan sejak 1.700 tahun yang lalu dan menjadi bagian dari sejarah peradaban manusia. Kami akan terus mendorong pemerintah provinsi untuk berkolaborasi dalam pembangunan situs ini,” ujarnya.
“Kita harus menjaga, memelihara, dan melindungi situs ini bersama-sama. Ini adalah warisan sejarah yang harus kita jaga untuk generasi mendatang,” pungkasnya.
(Renaldo Tulak)