Papua Pegunungan

Anggota DPR Papua Pegunungan Gelar Hearing Dialog Bersama Mahasiswa dan Intelektual di Jayapura

0
×

Anggota DPR Papua Pegunungan Gelar Hearing Dialog Bersama Mahasiswa dan Intelektual di Jayapura

Sebarkan artikel ini
Tampak Anggota DPR Papua Pegunungan, Agus Kogoya saat menggelar Hearing Dialog Bersama Mahasiswa dan Intelektual di Jayapura.

Berita Papua, Jayapura — Anggota DPR Papua Pegunungan, Agus Kogoya menggelar Hearing Dialog bersama mahasiswa-mahasiswi dan intelektual dari 4 distrik di Kabupaten Jayawijaya, yakni Bolakme, Melagalome, Tagime, dan Tagineri.

Dialog tersebut berlangsung pada Senin (10/3/2025) di Cristho Resto Telagaria, Sentani, Kabupaten Jayapura ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menempuh pendidikan di Jayapura.

Salah satu mahasiswa, Ones, berharap agar program makanan gratis yang selama ini diberikan kepada mahasiswa diganti dengan pendidikan gratis.

“Saya berharap makanan gratis ini bisa diganti dengan pendidikan gratis. Beberapa kabupaten sudah mengalami masalah kesehatan akibat makanan yang tidak layak, bahkan ada yang meninggal dunia. Selain itu, teman-teman di Provinsi Papua Tengah sudah mendapatkan beasiswa dari pemerintah provinsi. Kami berharap bisa mendapatkan hal yang sama,” ungkap Ones.

Ones juga mengusulkan agar nama Asrama Nayak Jayawijaya diganti menjadi Asrama Pemda Jayawijaya.

Selain itu, mahasiswa lain, Yontan, menyoroti masalah makanan gratis yang dikelola oleh TNI. Yontan berharap agar program tersebut tidak sepenuhnya diambil alih oleh TNI, melainkan melibatkan anggota DPR.

“Saya tidak ingin makanan gratis diambil alih oleh TNI. Saya ingin anggota DPR terlibat langsung karena saya tahu masyarakat kami sendiri,” tegas Yontan.

Ia juga mempertanyakan kemungkinan adanya pendidikan gratis dan pembangunan asrama khusus untuk Distrik Tagime.

Akina Yikwa, mahasiswa lainnya, mengusulkan pentingnya aset pendidikan, terutama pembangunan asrama untuk mahasiswa dari 4 distrik.

“Kami tinggal di Asrama Tolikara, tapi kami berharap bisa memiliki asrama sendiri untuk adik-adik kami yang akan studi di Jayapura,” ujar Akina.

Ornel, salah satu intelektual yang hadir, selain menekankan pentingnya memprioritaskan pendidikan, ia juga menyoroti masalah dana kampung yang seharusnya dialokasikan untuk pendidikan.

“Pendidikan harus menjadi prioritas. Kami juga berharap empat distrik ini memiliki sekolah khusus seperti IPDN untuk meningkatkan SDM,” ujar Ornel.

Selain itu, Ali Bisaka mengusulkan agar pemerintah daerah dapat membiayai mahasiswa yang mengambil jurusan kedokteran untuk program S2.

“Harapannya, pemerintah bisa membiayai putra-putri daerah yang mengambil jurusan kedokteran,” ujar Ali.

Sony Yikwa juga menambahkan bahwa sekolah SMA di kampung hanya memiliki jurusan IPS, sehingga ia berharap ada penambahan jurusan IPA agar siswa bisa melanjutkan ke bidang teknik atau kedokteran.

Ujuns Yikwa menambahkan bahwa Bomta di Jayawijaya sudah menunggu pengesahan dari Kesbampol untuk mengesahkan ikatan Bomta.

Eminus, salah satu peserta, menegaskan pentingnya aturan yang jelas bagi warga non-Papua yang masuk ke Provinsi Papua Pegunungan.

“DPR harus membuat aturan yang tegas bagi warga non-Papua, terutama dalam hal perdagangan. Jangan sampai mereka mengambil alih usaha yang seharusnya dijalankan oleh orang asli Papua,” tegas Eminus.

Sipora, peserta lainnya, berharap agar pengelolaan makanan gratis tidak diserahkan kepada TNI, melainkan kepada gereja atau lembaga yang lebih netral.

“Berikan pengelolaan makanan kepada gereja agar semua bisa berjalan dengan aman,” ujar Sipora.

Menanggapi penyampaian mahasiswa dan intelektual, Agus Kogoya menyampaikan pentingnya mendengarkan langsung suara mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

“Tujuan dari hearing dialog ini adalah untuk mendengar aspirasi dan kendala yang dihadapi mahasiswa, terutama yang berasal dari empat distrik di Jayawijaya,” ujar Kogoya.

Agus Kogoya mengatakan siap memberikan dukungan penuh terhadap usulan-usulan tersebut.

“Saya sangat mendukung usulan dari Sony karena hal itu sangat penting. Untuk beasiswa kedokteran, saya minta data mahasiswa yang berminat, dan saya akan teruskan ke DPR Kabupaten Jayawijaya,” tegas Kogoya.

Menanggapi bahwa program makanan gratis, Agus menyebut bahwa program tersebut sudah diatur pemerintah pusat.

“Memang sudah diatur oleh pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo, dan saat ini penanganannya sudah dilakukan oleh TNI,” bebernya.

Namun, ia belum mengetahui secara detail tentang hal tersebut. Untuk masalah asrama, Kogoya berjanji akan mendorong pembahasan lebih lanjut ke pemerintah provinsi, khususnya Pemda Jayawijaya.

Agus Kogoya berkomitmen untuk terus mendorong aspirasi mahasiswa dan berjanji akan membawa usulan tersebut ke sidang perdana DPR serta mengkonfirmasikan kepada DPR Daerah Jayawijaya

“Saya akan terus mendorong setiap aspirasi yang disampaikan dalam hearing dialog ini. Kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa di Jayapura akan menjadi prioritas saya sebagai anggota DPR Papua Pegunungan,” pungkas Kogoya.

(Yoas Tabuni)